PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
DENGAN DDST II DAN BAKU NCHS
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya saling berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat diukur dengan ukuran berat (gram, pound), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi Kalsium dan Nitrogen tubuh).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Ada proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan, organ, dan sistem organ sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
B. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Terdapat 2 faktor yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
yaitu :
1. Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak dimana melalui instraksi
genetik dalam setelur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan. Termasuk faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa dan bangsa. Penyakit keturunan yang
disebabkan kelainan kromosom seperti sindrom Down, Sindrom Turner dan
sebagainya.
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan
Pranatal, antara lain :
Ø
Gizi ibu pada waktu hamil.
Ø
Mekanis ( trauma, posisi janin, dislokasi
panggul, dan sebagainya ).
Ø
Toksin / zat kimia ( obat tertentu /
thalidomide, phenitoin, perokok
berat, alkohol ).
Ø
Endokrin ( Hormon tiroid, plasenta, insulin dan
sebagainya ).
Ø
Radiasi
: radiasi pada jenis sebelum umur
kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan
kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali dan kelainan bawaan lain ).
Ø
Infeksi : ( Torch / Toxoplasmosis, Rubella,
Cytomegalovin Herpes Simplek ),
Varisela, HIV, polio dan sebagainya.
Ø
Stres pada ibu waktu hamil.
Ø
Imunitas : rhesus atau ABO inkomtabilitas dapat
menyebabkan abortus,hidrop fetalis,
ikterus, lahir mati.
Ø
Anoksia Embrio : menurunnya oksigenasi janin
melalui gangguan pada plasenta atau
tali pusat.
b.
Lingkungan Post Natal
Ø
Lingkungan biologis : ras / suku bangsa, jenis
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit
kronis, fungsi metabolisme, hormon.
Ø
Faktor fisik : cuaca, musim, keadaan geofrafis,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
Ø
Faktor psikososial : stimulasi, motivasi
belajar, hukuman yang wajar,kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih
sayang, kualitas interaksi anak orang tua.
Ø
Faktor Keluarga dan adat istiadat : pekerjaan /
pendapat keluarga, pendidikan ayah /
ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga,
kepribadian ayah / ibu, adat istiadat, norma – norma, agama, urbanisasi,
kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan
anak, anggaran dan lain – lain.
C.
Stimulasi Dasar atau Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh
Kembang
Secara umum digolongkan dalam 3
kebutuhan dasar, yaitu :
1.
Kebutuhan fisik – biomedia ( “Asuh” ), meliputi :
Ø
pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
Ø
perawatan kesehatan dasar : imunisasi, ASI,
penimbangan teratur,
Ø
pengobatan saat sakit dan sebagainya.
Ø
papan / pemukiman yang layak
Ø
hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
Ø
sandang
Ø
kesegaran jasmani, rekreasi
2. Kebutuhan emosi / kasih sayang ( “Asih” ),
meliputi :
Ø
kontak fisik dan psikis setelah bayi lahir
Ø
emosi
Ø
psikososial
Ø
kasih sayang
3. Kebutuhan akan Stimulasi
Mental ( “Asah” ), meliputi :
Ø
kecerdasan
Ø
kepribadian
Ø
ketrampilan
Ø
moral – etika
Ø
kemandirian
Ø
produktivitas
Ø
kreativitas
Ø
agama
Stimulasi yang diberikan tenaga
profesional, meliputi :
1. Fisioterapi
2. Terapi okupasi
3. Terapi wicara
4. Terapi bermain
5. Terapi pijat
6. Latihan persepsi motorik
7. Psikoterapi
8. Edukasi
Stimulasi
yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang
terintegrasi, meliputi :
1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Propriosepty rata
4. Sentuhan
5. Keseimbangan
D. Penilaian Pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, digunakan
ukuran antropometri yang dibedakan menjadi dua kelompok :
1.
Tergantung umur (age dependence)
-
Berat badan (BB) terhadap umur
-
Tinggi badan (TB/PB) terhadap umur
-
Lingkar kepala (LK) terhadap umur
-
Lingkar Lengan Atas (LLA) terhadap umur
2.
Tidak Tergantung Umur
-
BB terhadap TB
-
LLA terhadap TB
-
LLA dibandingkan fengan standart/baku, lipatan kulit
pada tricep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.
Kemudian hasil pengukuran antropometri dibandingkan dengan suatu baku
tertentu, misalnya Havard, NCHS, atau baku Nasional.
Pada makalah ini Penulis menggunakan penilaian pertumbuhan dengan
menggunakan baku NCHS (National Centre
for Health Statistic).
Rumus = Nilai
riel – nilai median
SD
Upper / SD Lower
a. WAZ ( Weight
Age Z-score / BB menurut umur )
b. HAZ ( Height
Age Z-score / TB menurut umur )
c. WHZ ( Weight
Height Z-score / BB menurut TB )
E. Penilaian Pertumbuhan dengan DDST II
Ada berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui
perkembangan anak, antara lain test IQ, test prestasi, test psikomotorik, test
proyeksi, test perilaku adaptif, dan test skrining perkembangan menurut Denver
(Denver Development Screening Test/ DDST). Pada makalah ini
Penulis menilai perkembangan anak dengan DDST
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST
digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa dan motorik kasar pada anak mulai
umur 1 bulan sampai 6 tahun yang
diberikan secara individual dengan partisipasi aktif dari orang tua dan pemeriksa.
F. Aspek – Aspek Perkembangan yang dinilai dalam DDST
Terdapat 125 Tugas perkembangan di dalam DDST dimana
semua tugas perkembangan itu disusun
berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, meliputi :
1.
Personal sosial ( perilaku sosial )
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti :
a.
Menatap muka
b.
Membalas senyum pemeriksa
c.
Tersenyum spontan
d.
Mengamati tangannya
e.
Berusaha menggapai mainan
f.
Makan sendiri
g.
Tepuk tangan
h.
Menyatakan keinginan
i.
Daag daag dengan tangan
j.
Mainan bola dengan pemeriksa
k.
Menirukan kegiatan
l.
Minum dengan cangkir
m.
Membantu di rumah
n.
Menggunakan sendok and garpu
o.
Membuka pakaian
p.
Menyuapi boneka
q.
Memakai baju
r.
Gosok gigi dengan bantuan
s.
Cuci dan mengeringkan tangan
t.
Menyebut nama teman
u.
Memakai T-shirt
v.
Berpakaian tanpa bantuan
w.
Bermain ular tangga / kartu
x.
Gosok gigi tanpa bantuan
y.
Mengambil makanan
2.
Fine Motor Adaplit ( gerakan motorik halus )
Merupakan aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengalami sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot –
otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, seperti :
1) Mengikuti ke garis tengah
2)
Mengikuti lewat garis tengah
3)
Memegang icik – icik
4)
Mengikuti 180o
5)
Mengambil manik – manik
6)
Tangan bersentuhan
7)
Meraih
8)
Mencari benang
9)
Menggaruk manik – manik
10) Memindahkan
kubus
11) Mengambil
2 buah kubus
12) Memegang
tangan ibu jari dan jari
13) Membenturkan
2 kubus
14) Menaruh
kubus di cangkir
15) Mencoret
– coret
16) Mengambil
manik – manik yang ditunjukkan
17) Menara
dari 2 kubus
18) Menara
dari 4 kubus
19) Menara
dari 6 kubus
20) Meniru
garis vertikal
21) Menara
dari kubus
22) Menggoyangkan
dengan ibu jari
23) Mencontoh
O
24) Menggambar
orang 3 bagian
25) Mencontoh
…… ( titik )
26) Memilih
garis yang lebih panjang
27) Mencontoh yang ditunjuk
28) Menggambar
orang 6 bagian
29) Mencontoh
3.
Language ( Bahasa )
Merupakan
kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti
perintah dan berbicara spontan, meliputi :
1)
Bereaksi terhadap bel
2)
Bersuara
3)
Ooo , Aaah
4)
Tertawa
5)
Berteriak
6)
Menoleh ke Bunyi klik – klik
7)
Menoleh ke arah suara
8)
Satu silabel
9)
Meniru bunyi kata – kata
10) Papa
/ mama tidak spesifik
11) Kombinasi
si label
12) Mengoceh
13) Papa
/ mama spesifik
14) 1
Kata
15) 2
Kata
16) 3
Kata
17) 6
Kata
18) Menunjuk
2 gambar
19) Kombinasi
kata
20) Menyebut
1 gambar
21) Menyebut
bagian badan
22) Menunjuk
4 gambar
23) Bicara
dengan dimengerti
24) Menyebut
U
25) Mengetahui
2 kegiatan
26) Mengerti
2 kata sifat
27) Menyebut
1 warna
28) Kegunaan
2 benda
29) Mengetahui
4 kegiatan
30) Bicara
semua dimengerti
31) Mengerti
4 kata depan
32) Menyebut
4 warna
33) Mengartikan
6 kata
34) Mengetahui kata sifat
35) Menghitung
6 kubus
36) Berlawanan
2
37) Mengartikan
7 kata
4.
Gross Motor ( Gerak Motorik Kasar )
Merupakan aspek
yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh meliputi
kemampuan dalam :
1)
Gerakan seimbang
2)
Mengangakat kepala
3)
Kepala terangkat ke atas
4)
Duduk kepala
tegak
5)
Menumpu badan pada kaki
6)
Dada terangkat menumpu 1 lengan
7)
Membalik
8)
Bangkit kepala tegak
9)
Duduk tanpa pegangan
10) Bangkit
untuk berdiri
11) Bangkit
untuk terus duduk
12) Berdiri
2 detik
13) Berdiri
sendiri
14) Membungkuk
kemudian berdiri
15) Berjalan
dengan baik
16) Berjalan
dengan baik
17) Berjalan
dengan mundur
18) Lari
19) Naik
tangga
20) Menendang
bola ke depan
21) Melompat
22) Melempar
bola, lengan ke atas
23) Loncat
24) Berdiri
1 kaki 4 detik
25) Berdiri
1 kaki 2 detik
26) Melompat
dengan 1 kaki
27) Berdiri
1 kaki 3 detik
28) Berdiri
1 kaki 4 detik
29) Berjalan
tumit ke jari
30) Berdiri
1 kaki 6 detik
G. Cara Mengukur Perkembangan Anak Dengan DDST
Pada waktu tes, lugas
yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya berkisar antara 25 – 30 tugas, sehingga
tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15 – 20 menit saja.
1. Alat yang
digunakan
- Alat peraga :
benang wol merah, kismis / manik – manik, kubus warna
merah, kuning,
hujau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan
pens.
-
Lembar formulir DDST.
-
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara – cara melakukan
tes dan penilaianya.
2. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :
- Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia
3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18
– 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun
dan 5 tahun.
- Tahap kedua : dilakukan pada mereka
yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik.
2.
Penilaian
Penilaian apakah lulus ( Passed : P ), gagal ( Fail : F ), ataukah anak
tidak mendapat kesempatan melakukan tugas ( No Opportunity : N.O ) kemudian
ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong horisontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing – masing
sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selajutnya berdasarkan pedoman, hasil
tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan ( Questionable ) dan
tidk dapat dites ( Untestable ).
a. Abnormal
- Bila didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
-
Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
PLUS 1 sektor
atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama disebut tidak ada
yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
b. Meragukan
-
Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
-
bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
c. Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan
hasil tes menjadi abnormal
atau meragukan.
d. Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria
tersebut diatas.
Agar lebih cepat
dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan
menggunakan :
* DDST Short Form :
Dimana masing – masing diambil 3 tugas ( sehingga seluruhnya ada 12 tugas
) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak,
maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
* PDQ ( Pro – Screening Developmental
Questionnaire )
Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA
keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.
Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesui dengan umur anak. Kemudian
dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang
dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.
(
Soetjiningsih, 1998 )
H. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Terdapat 2 faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu :
1. Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak dimana melalui instraksi
genetik dalam setelur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan. Termasuk faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa dan bangsa. Penyakit keturunan yang
disebabkan kelainan kromosom seperti sindrom Down, Sindrom Turner dan
sebagainya.
2.
Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Pramatal, antara lain :
- Gizi ibu pada waktu hamil.
- Mekanis ( trauma, posisi janin,
dislokasi panggul, dan sebagainya ).
- Toksin / zat kimia ( obat tertentu / thalidomide, phenitoin, perokok
berat, alkohol ).
- Endokrin ( Hormon tiroid, plasenta,
insulin dan sebagainya ).
- Radiasi :
radiasi pada jenis sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali dan kelainan
bawaan lain ).
- Infeksi : ( Torch /
Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovin Herpes
Simplek
), Varisela, HIV, polio dan sebagainya.
- Stres pada ibu waktu
hamil.
-Imunitas : rhesus atau ABO
inkomtabilitas dapat menyebabkan abortus,
hidrop fetalis, ikterus, lahir
mati.
- Anoksia Embrio :
menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada
plasenta atau tali pusat.
b. Lingkungan Post Natal
- Lingkungan biologis : ras / suku
bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolisme, hormon.
- Faktor fisik : cuaca, musim, keadaan geofrafis,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
- Faktor psikososial : stimulasi,
motivasi belajar, hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak orang tua.
- Faktor Keluarga dan adat istiadat :
pekerjaan / pendapat keluarga,
pendidikan ayah / ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga,
stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah / ibu, adat istiadat, norma – norma,
agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi
prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain – lain.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily, L . 2002 . Keperawatan
Pediatri . Alih bahasa, Jan Tambayong, Jakarta . EGC.
Sachain RM . 1996 . Prinsip
Keperawatan Pediatrik . Edisi 2, Jakarta . EGC.
Schulte E . 2000 . Pediatric
Nursing . Eight Edition . USA . Saunders Company.
Soetjiningsih . 1998 . Tumbuh
Kembang Anak . Cetakan II . Jakarta . EGC.
No comments:
Post a Comment