Thursday, January 15, 2015

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
DENGAN DDST II DAN BAKU NCHS


A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya saling berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat diukur dengan ukuran berat (gram, pound), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi Kalsium dan Nitrogen tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Ada proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan, organ, dan sistem organ sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Dalam hal ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.


B.  Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Terdapat 2 faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,    yaitu :
1.   Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh  kembang  anak dimana melalui  instraksi genetik dalam setelur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Termasuk faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa dan bangsa. Penyakit keturunan yang disebabkan kelainan kromosom seperti sindrom Down, Sindrom Turner dan sebagainya.

2.   Faktor Lingkungan
a. Lingkungan Pranatal, antara lain :
Ø   Gizi ibu pada waktu hamil.
Ø   Mekanis ( trauma, posisi janin, dislokasi panggul, dan sebagainya ).
Ø   Toksin / zat kimia ( obat tertentu / thalidomide, phenitoin, perokok       berat,  alkohol ).
Ø   Endokrin ( Hormon tiroid, plasenta, insulin dan sebagainya ).
Ø   Radiasi  :  radiasi pada jenis sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat    menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali dan kelainan bawaan lain ).
Ø   Infeksi : ( Torch / Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovin Herpes Simplek  ), Varisela, HIV, polio dan sebagainya.
Ø   Stres pada ibu waktu hamil.
Ø   Imunitas : rhesus atau ABO inkomtabilitas dapat menyebabkan    abortus,hidrop fetalis, ikterus, lahir mati.
Ø   Anoksia Embrio : menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada   plasenta atau tali pusat.
           b.  Lingkungan Post Natal
Ø   Lingkungan biologis : ras / suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
Ø   Faktor fisik : cuaca, musim, keadaan geofrafis, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
Ø   Faktor psikososial : stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar,kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orang tua.
Ø   Faktor Keluarga dan adat istiadat : pekerjaan / pendapat keluarga, pendidikan   ayah / ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah / ibu, adat istiadat, norma – norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain – lain.
C.          Stimulasi Dasar atau Kebutuhan Dasar untuk Tumbuh Kembang

  Secara umum digolongkan dalam 3 kebutuhan dasar, yaitu :
1.      Kebutuhan fisik – biomedia ( “Asuh” ), meliputi :
Ø   pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
Ø   perawatan kesehatan dasar : imunisasi, ASI, penimbangan teratur,
Ø   pengobatan saat sakit dan sebagainya.
Ø   papan / pemukiman yang layak
Ø   hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
Ø   sandang
Ø   kesegaran jasmani, rekreasi
 2.  Kebutuhan emosi / kasih sayang ( “Asih” ), meliputi :
Ø   kontak fisik dan psikis setelah bayi lahir
Ø   emosi
Ø   psikososial
Ø   kasih sayang
3.   Kebutuhan akan Stimulasi Mental ( “Asah” ), meliputi :
Ø   kecerdasan                             
Ø   kepribadian
Ø   ketrampilan                            
Ø   moral – etika
Ø   kemandirian                           
Ø   produktivitas
Ø   kreativitas                               
Ø   agama

    Stimulasi yang diberikan tenaga profesional, meliputi :
     1. Fisioterapi
     2. Terapi okupasi
     3. Terapi wicara
     4. Terapi bermain
     5. Terapi pijat
     6. Latihan persepsi motorik
     7. Psikoterapi
     8. Edukasi
     Stimulasi yang diberikan orang tua dan tenaga profesional berupa stimulasi sensori yang terintegrasi, meliputi :
     1. Penglihatan
     2. Pendengaran
     3. Propriosepty rata
     4. Sentuhan
     5. Keseimbangan

D. Penilaian Pertumbuhan

Untuk menilai pertumbuhan fisik anak, digunakan ukuran antropometri yang dibedakan menjadi dua kelompok :
1.      Tergantung umur (age dependence)
-          Berat badan (BB) terhadap umur
-          Tinggi badan (TB/PB) terhadap umur
-          Lingkar kepala (LK) terhadap umur
-          Lingkar Lengan Atas (LLA) terhadap umur
2.      Tidak Tergantung Umur
-          BB terhadap TB
-          LLA terhadap TB
-          LLA dibandingkan fengan standart/baku, lipatan kulit pada tricep, subskapular, abdominal dibandingkan dengan baku.
Kemudian hasil pengukuran antropometri dibandingkan dengan suatu baku tertentu, misalnya Havard, NCHS, atau baku Nasional.
Pada makalah ini Penulis menggunakan penilaian pertumbuhan dengan menggunakan baku NCHS (National Centre for Health Statistic).
Rumus  =  Nilai riel – nilai median
                   SD Upper / SD Lower
a. WAZ ( Weight Age Z-score / BB menurut umur )             
b. HAZ ( Height Age Z-score / TB menurut umur )
c. WHZ ( Weight Height Z-score / BB menurut TB )
           
E.   Penilaian Pertumbuhan dengan DDST II

Ada berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui perkembangan anak, antara lain test IQ, test prestasi, test psikomotorik, test proyeksi, test perilaku adaptif, dan test skrining perkembangan menurut Denver (Denver Development Screening Test/ DDST). Pada makalah ini Penulis menilai perkembangan anak dengan DDST
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus,    bahasa dan motorik kasar pada anak mulai umur 1 bulan sampai 6 tahun  yang diberikan secara individual dengan partisipasi aktif dari orang tua dan    pemeriksa.

F.   Aspek – Aspek Perkembangan yang dinilai dalam DDST

Terdapat 125 Tugas perkembangan di dalam DDST dimana semua tugas   perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4  kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, meliputi :
1.    Personal sosial ( perilaku sosial )
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, seperti :
a.       Menatap muka
b.      Membalas senyum pemeriksa
c.       Tersenyum spontan
d.      Mengamati tangannya
e.       Berusaha menggapai mainan
f.       Makan sendiri
g.      Tepuk tangan
h.      Menyatakan keinginan
i.        Daag daag dengan tangan
j.        Mainan bola dengan pemeriksa
k.      Menirukan kegiatan
l.        Minum dengan cangkir
m.    Membantu di rumah
n.      Menggunakan sendok and garpu
o.      Membuka pakaian
p.      Menyuapi boneka
q.      Memakai baju
r.        Gosok gigi dengan bantuan
s.       Cuci dan mengeringkan tangan
t.        Menyebut nama teman
u.      Memakai T-shirt
v.      Berpakaian tanpa bantuan
w.    Bermain ular tangga / kartu
x.      Gosok gigi tanpa bantuan
y.      Mengambil makanan

2.      Fine Motor Adaplit ( gerakan motorik halus )
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengalami sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot – otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat, seperti :
1)  Mengikuti ke garis tengah
2)      Mengikuti lewat garis tengah
3)      Memegang icik – icik
4)      Mengikuti 180o
5)      Mengambil manik – manik
6)      Tangan bersentuhan
7)      Meraih
8)      Mencari benang
9)      Menggaruk manik – manik
10)  Memindahkan kubus
11)  Mengambil 2 buah kubus
12)  Memegang tangan ibu jari dan jari
13)  Membenturkan 2 kubus
14)  Menaruh kubus di cangkir
15)  Mencoret – coret
16)  Mengambil manik – manik yang ditunjukkan
17)  Menara dari 2 kubus
18)  Menara dari 4 kubus
19)  Menara dari 6 kubus
20)  Meniru garis vertikal
21)  Menara dari kubus
22)  Menggoyangkan dengan ibu jari
23)  Mencontoh O
24)  Menggambar orang 3 bagian
25)  Mencontoh …… ( titik )
26)  Memilih garis yang lebih panjang
27)  Mencontoh        yang ditunjuk
28)  Menggambar orang 6 bagian
29)  Mencontoh

3.      Language ( Bahasa )
Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan, meliputi :
1)      Bereaksi terhadap bel
2)      Bersuara
3)      Ooo , Aaah
4)      Tertawa
5)      Berteriak
6)      Menoleh ke Bunyi klik – klik
7)      Menoleh ke arah suara
8)      Satu silabel
9)      Meniru bunyi kata – kata
10)  Papa / mama tidak spesifik
11)  Kombinasi si label
12)  Mengoceh
13)  Papa / mama spesifik
14)  1 Kata
15)  2 Kata
16)  3 Kata
17)  6 Kata
18)  Menunjuk 2 gambar
19)  Kombinasi kata
20)  Menyebut 1 gambar
21)  Menyebut bagian badan
22)  Menunjuk 4 gambar
23)  Bicara dengan dimengerti
24)  Menyebut U
25)  Mengetahui 2 kegiatan
26)  Mengerti 2 kata sifat
27)  Menyebut 1 warna
28)  Kegunaan 2 benda
29)  Mengetahui 4 kegiatan
30)  Bicara semua dimengerti
31)  Mengerti 4 kata depan
32)  Menyebut 4 warna
33)  Mengartikan 6 kata
34)   Mengetahui kata sifat
35)  Menghitung 6 kubus
36)  Berlawanan 2
37)  Mengartikan 7 kata

4.      Gross Motor ( Gerak Motorik Kasar )
Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh meliputi kemampuan dalam :
1)      Gerakan seimbang
2)      Mengangakat kepala
3)      Kepala terangkat ke atas
4)       Duduk kepala tegak
5)      Menumpu badan pada kaki
6)      Dada terangkat menumpu 1 lengan
7)      Membalik
8)      Bangkit kepala tegak
9)      Duduk tanpa pegangan
10)  Bangkit untuk berdiri
11)  Bangkit untuk terus duduk
12)  Berdiri 2 detik
13)  Berdiri sendiri
14)  Membungkuk kemudian berdiri
15)  Berjalan dengan baik
16)  Berjalan dengan baik
17)  Berjalan dengan mundur
18)  Lari
19)  Naik tangga
20)  Menendang bola ke depan
21)  Melompat
22)  Melempar bola, lengan ke atas
23)  Loncat
24)  Berdiri 1 kaki 4 detik
25)  Berdiri 1 kaki 2 detik
26)  Melompat dengan 1 kaki
27)  Berdiri 1 kaki 3 detik
28)  Berdiri 1 kaki 4 detik
29)  Berjalan tumit ke jari
30)  Berdiri 1 kaki 6 detik

G.  Cara Mengukur Perkembangan Anak Dengan DDST

Pada waktu tes, lugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya   berkisar antara 25 – 30 tugas, sehingga tidak memakan waktu lama hanya sekitar 15 – 20 menit saja.
1. Alat yang digunakan
- Alat peraga : benang wol merah, kismis / manik – manik, kubus warna 
merah, kuning, hujau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pens.
            - Lembar formulir DDST.
            - Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara – cara melakukan
   tes dan penilaianya.
     2. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu :
 - Tahap pertama : secara periodik   dilakukan pada semua anak yang   berusia
                 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan,     3 tahun, 4 tahun
    dan 5 tahun.
- Tahap kedua : dilakukan pada mereka  yang    dicurigai adanya      hambatan 
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik.
2.      Penilaian
Penilaian apakah lulus ( Passed : P ), gagal ( Fail : F ), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas ( No Opportunity : N.O ) kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing – masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selajutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan ( Questionable ) dan tidk dapat dites ( Untestable ).
            a. Abnormal
               -  Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih.
               -  Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama disebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
            b.  Meragukan
                 -  Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
                 -  bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
            c.  Tidak dapat dites
                 Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal
     atau meragukan.
d.  Normal
     Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.

Agar lebih cepat dalam melaksanakan skrining, maka dapat digunakan tahap pra skrining dengan menggunakan :
*  DDST Short Form :
Dimana masing – masing diambil 3 tugas ( sehingga seluruhnya ada 12 tugas ) yang ditanyakan pada ibunya. Bila didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.
*  PDQ ( Pro – Screening Developmental Questionnaire )
Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik. Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesui dengan umur anak. Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan dan pada kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.
                                                                                    ( Soetjiningsih, 1998 )


H.  Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

         Terdapat 2 faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu :
            1. Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh  kembang  anak dimana melalui  instraksi genetik dalam setelur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Termasuk faktor genetik adalah faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa dan bangsa. Penyakit keturunan yang disebabkan kelainan kromosom seperti sindrom Down, Sindrom Turner dan sebagainya.
            2. Faktor Lingkungan
                a. Lingkungan Pramatal, antara lain :
                    - Gizi ibu pada waktu hamil.
                    - Mekanis ( trauma, posisi janin, dislokasi panggul, dan sebagainya ).
                    - Toksin / zat kimia (   obat tertentu /    thalidomide,   phenitoin, perokok
                       berat, alkohol ).
                    - Endokrin ( Hormon tiroid, plasenta, insulin dan sebagainya ).
                    - Radiasi  :  radiasi pada jenis sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali dan kelainan bawaan lain ).
        - Infeksi : ( Torch / Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovin Herpes
                        Simplek  ), Varisela, HIV, polio dan sebagainya.
        - Stres pada ibu waktu hamil.
        -Imunitas : rhesus atau ABO inkomtabilitas dapat menyebabkan abortus,
   hidrop fetalis, ikterus, lahir mati.
        - Anoksia Embrio : menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada  
                           plasenta atau tali pusat.
                 b. Lingkungan Post Natal
                     - Lingkungan biologis : ras / suku bangsa,  jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
- Faktor fisik : cuaca, musim, keadaan geofrafis, sanitasi,   keadaan rumah, radiasi.
                     - Faktor psikososial : stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar,
kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orang tua.
                     - Faktor Keluarga dan adat istiadat : pekerjaan / pendapat keluarga,
pendidikan ayah / ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah / ibu, adat istiadat, norma – norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain – lain.



DAFTAR PUSTAKA


Betz, Cecily, L . 2002 . Keperawatan Pediatri . Alih bahasa, Jan Tambayong, Jakarta . EGC.

Sachain RM . 1996 . Prinsip Keperawatan Pediatrik . Edisi 2, Jakarta . EGC.

Schulte E . 2000 . Pediatric Nursing . Eight Edition . USA . Saunders Company.

Soetjiningsih . 1998 . Tumbuh Kembang Anak . Cetakan II . Jakarta . EGC.

No comments:

Post a Comment